Pahami berbagai kebohongan di skema ponzi

Kebohongan itu hal biasa di skema ponzi. Namanya saja dari Mr. Ponzi yang adalah pembohong. Kebohongan di skema ponzi dibuat oleh bandar dan antek-anteknya. Mereka mengarang berbagai info dan cerita menyesatkan supaya orang setor uang. Ada penyesatan level anak SD, ada juga yang lumayan canggih, yang memanfaatkan persepsi salah tetapi umum dimiliki orang.

Yang menggelikan itu kadang para korbannya setengah mati membela info sesat bandar. Entah karena daya pikirnya tak mampu, entah karena pikirannya terdistorsi oleh ketakutan kehilangan uang. Dan dari situ bisa muncul info sesat lain yang murni dibuat oleh para korban. Sengaja atau tidak sengaja.

Berikut berbagai info sesat yang memperdaya orang di skema ponzi:

Bisnis periklanan semudah klik klik iklan

Ini jadi salah satu kebohongan favorite bandar skema ponzi kekinian. Beberapa skema ponzi pakai kebohongan jenis ini. KlikShare yang sudah bubar, Memiles yang baru bubar dan juga HIPO (yang mengklaim salah satu line businessnya adalah periklanan).

Kebohongan ini dipilih karena banyak orang yang tak paham tentang periklanan digital. Mereka cuma pernah mendengar bahwa kalau kalau kita mengklik iklan, seseorang disana akan dapat uang. Mereka juga pernah mendengar bahwa Google menjadi super kaya terkait klik-klik iklan.

Tapi bisnis iklan itu bukan cuma masalah klak klik. Kalau cuma asal klik bukan bisnis iklan. Contoh:

Saya pasang iklan di Google. Saya bayar kalau iklan saya di klik (pakai uang top-up saya). Lalu Google suruh sesama pemasang iklan untuk saling klik. Ya amit-amit saya pasang iklan di di Google, kalau begitu. Saya bayar Google supaya iklan saya di klik sama orang yang tertarik dan berpotensi beli. Bukan sama anak-anak yang main klik-klikan yang gak beli produk saya. Sia-sia dong saya pasang iklan buat jualan.

Atau mau contoh yang lebih relevan dengan kasus yang lagi ngehit, Memiles:

Saya pasang iklan di Memiles. Saya bayar kalau iklan saya di klik. Bayarnya pakai top up saya. Lalu Memiles suruh sesama pemasang iklan untuk saling klik. Ya amit-amit juga saya pasang iklan di Memiles. Masa saya bayar untuk klik main-main? Jadi..saudara-saudara. Memiles itu bukan bisnis periklanan, tapi bisnis klak klik. Kalau ada yang bilang Memiles itu bisnis periklanan, itu bohong.

Cryptocurrency selalu untung

Ini kebohongan paling favorit cecunguk skema ponzi. Contohnya banyak. Yang lagi ngehit sekarang Give4dream. Kenapa banyak yang pilih ini karena:

  • persepsi orang tentang bitcoin. harganya melangit dari tak ada harganya sampai seratus juta lebih per coin.
  • Cryptocurrency itu sesuatu yang komplex. Saking kompleksnya jadi seperti sesuatu yang abstrak. Dan yang abstrak itu paling bisa di belok-belokkan untuk membohongi orang.

Pada faktanya, 81% cryptocurrency adalah abal-abal. Yang beneran dan akhirnya sukses diperdagangkan hanya 1,9%.

mayoritas cryptocurrency adalah abal-abal

Pada faktanya, Crypto yang asli pun naik hebohnya tak terjadi setiap hari. Hanya sekali di sekitar 2017-1018. Selebihnya fluktuasi saja. Tak ada lagi kenaikan heboh dari beberapa puluh juta menjadi ratusan juta.

Kami komunitas saling menolong

Beberapa skema ponzi seperi MMM, Dream for Freedom dan sekarang Give for Dream mengaku sebagai komunitas saling menolong. Mulia sekali. Tapi sebetulnya itu didirikan oleh para cecunguk yang ingin mengeruk keuntungan. Mereka mendapat bagian dari setiap uang yang disetor untuk ‘menolong’.

Saling menolong itu bukan memberi untuk berharap 2 minggu kedepan akan bisa dapat uang dengan keliebihan 30%. Entah definisi saling menolong dari mana. Mungkin mereka punya kamus yang beda. Atau mungkin agamanya beda.

Komunitas semacam itu membutuhkan pemasukan uang berlipat ganda setiap bulannya. Saat jenuh nanti mentok. Jangankan skema saling ‘tolong’ lokal. Yang levelnya internasional seperti MMM pun ambruk. Dan saat ambruk, jumlah orang yang rugi akan lebih banyak dari yang untung.

Apa itu namanya saling tolong?

Kami bukan penipuan karena tak ada korban

Di skema ponzi manapun akan ada suara-suara seperti ini. Baik dari bandar skema ponzi, antek-antek maupun orang awam yang sebetulnya hanya korban.

Tapi skema ponzi yang mengaku sebagai bisnis itu memang penipuan. Koperasi Pandawa mengaku berbisnis penyediaan pinjaman usaha mikro, padahal hanya mengalirkan dana dari member baru ke member lama. Memiles mengaku berbisnis periklanan. Padahal juga hanya mengalirkan dana dari member baru ke member lama. Apa namanya kalau bukan penipuan?

Dan penipuan seperti skema ponzi sangat berbahaya bila dibiarkan berlanjut. Skema ponzi membutuhkan dana masuk atau jumlah member berlipat ganda dari waktu ke waktu. Mana bisa? Pasti ambruk pada suatu waktu. Dan makin lama skema ponzi bertahan, akan makin banyak pula korban.

Maka apa yang dilakukan pihak Kepolisian terkait kasus Memiles buat saya: Salut. Kalau sudah menemukan ada aktifitas yang pasti akan meresahkan masyarakat nantinya: GEREBEK.

Justru menurut saya Kepolisian harus disalahkan kalau tidak bertindak proaktif.

Kisah sukses unicorn

Orang Memiles dan HIPO sering bicara begini: Gojek aja bakar-bakar duit dulu. Sama HIPO juga. Memiles juga. Kita bakar-bakar duit bagi bagi profit.

Kalaupun gojek bakar duit? Mungkin dulu. Atau mungkin sekarang. Tapi itu ada hitungannya. Karena ada bisnis real yang potensial menguntungkan dalam jumlah besar. Sekarang bangun jaringan lebih besar. Bagaimana dengan Memiles? apa bisnisnya? Ingat sekali lagi bahwa permainan klak klik itu bukan bisnis periklanan.

Kisah sukses seperti Gojek itu memang ada. Tapi ada berapa banyak? Super sedikit. Mungkin 1 dari beberapa juta perusahaan. Dan bakar duitnya juga tak sembarangan.

Bahwa investasi dengan profit 10% itu bisa.

Kalau ini penyesatan khas di semua skema Ponzi. Dari jaman Jaya Komara, Pandawa sampai Memiles.

Argumennya biasanya menggunakan bisnis yang banyak dikenal orang. Sekilas memang membenarkan klaim tentang profit di atas. Misalnya:Lihat saja orang dagang pakaian. Untungnga bisa 30%.

Pernyataannya tidak salah. Tapi itu untung kotor. Kotornya kotor banget. Belum buat investasi beli toko, atau sewa toko, bayar karyawan, inventory, biaya pengadaan.

Tapi kalau dagang sendiri dan buka lapak pinggir jalan kan bisa? Tidak salah juga. Tapi modal milyaran kok buka lapak pinggir jalan? Pendapatan tak sebanding modal. Kecuali kalau ada ribuan pelapak yang tak perlu digaji.

Dulu ada klaim yang lucu di salah satu skema ponzi. Namanya Koperasi Pandawa. Klaimnya: Kami salurkan ke pedagang bubur. Untung tukang bubur bisa 100 % sehari. Jadi kalau kami ambil bunga 1% shari itu bisa.

Pertanyaannya juga sama. Modal 200 milyar mengandalkan pinjaman tukang bubur yang modalnya cuma 200 ribu perak. Perlu sejuta tukang bubur dan sejenisnya. Kalaupun ada, biaya nagihnya berapa? biaya nyatetnya berapa? biaya kantor? biaya karyawan? Juga, kalau pokoknya tak balik bagaimana?

Apa memang tak ada bisnis yang untung bersihnya besar? lebih dari 10% sebulan? Ada. Tapi itu suatu keistimewaan. Tak banyak terjadi, bukan suatu yang umum.

Dan satu lagi. Kalau suatu bisnis sangat menguntungkan, net profit jauh di atas suku bunga pinjaman bank, kenapa mereka tak pinjam di bank? Bankir bisa menghiba-hiba untuk memberi pinjaman kalau memang suatu bisnis bisa membuktikan sangat bagus.

Kenapa harus pakai uang Anda dan harus bayar berpuluh kali lipat bunganya ketimbang bunga bank? Jangan bilang mereka mau memajukan ummat. Sudah lewat jamannya orang tak sayang uang. Alasanya cuma satu: mereka adalah cecunguk yang membodohi Anda. Jadi, tawaran untung 2 % sebulan saja sebetulnya Anda sudah harus sangat curiga. Itu jauh diatas suku bunga pinjaman bank.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top