Produk Eco Racing, sebagaimana produk yang dijual oleh MLM moneygame adalah produk murahan yang dijual mahal. Seperti halnya Qnet yang menjual pendan plastik berharga 8 juta rupiah, Eco Racing menjual pil kapur barus celup 5000 rupiah sebutir.
Tetapi ada harga tentu ada mutu. Yang murahan mutunya juga murahan. Uang itu lebih jujur dari Febrian Agung.
Untuk mengangkat harkat dan martabat kapur barus, perlu ditambahkan berbagai hoax. Sama seperti hoax di Q-net bahwa koin dari gelas bisa membangkitkan semangat dan menyembuhkan tumor.
Selain hoax tentang penurunan polusi dan pengurangan konsumsi BBM, Eco Racing juga membuat banyak hoax lain. Diantaranya masalah pencantuaman ASTM dan pengujian produk.
Pencantuman ASTM di Produk Eco Racing
Pencantuman ASTM (Standar untuk pengujian dan material Amerika) ada aturannya. Sama dengan pencantuman SNI. Dan yang dicantumkan di produk/kemasan produk itu harus nomor standar spesifikasi produk (baik spesifikasi terkait keselamatan maupun mutu), bukan nomor metoda pengujian.
Nomor ASTM di Eco Racing adalah nomor ‘standar metoda pengujian’. Dan itu menggelikan. Menggelikan karena itu sama saja mencantumkan ‘nomor standar metoda pengujian ketahanan terhadap benturan’ di helm, bukan ‘nomor standar spesifikasi produk helm’.
Tidak ada produk apapun di Indonesia maupun dunia yang mencantumkan nomor standar metoda pengujian. Semua produk hanya mencantumkan nomor standar spesifikasi produk, bukan standar metoda pengujian.
Pencantuman nama Petrolab dan Lemigas
Pencantuman nama Petrolab dan Lemigas, dan pernyataan bahwa Eco Racing sudah lulus uji di Petrolab dan lemigas juga adalah hoax.
Hasil uji sample tak boleh dipakai sebagai dasar untuk menyatakan produk atau sebuah merk produk lulus uji.
Logikanya mudah saja. Kalau orang bisa mengatakan produknya lulus uji hanya karena samplenya sudah diuji di lab, saya bikin saja produk jamu kuat. Lalu sampelnya saya bawa ke lab. Lab menyatakan ada ginseng sekian %. Lalu saya cantumkan nomor laporan uji dan nama lab nya di kemasan jamu. Dalam promosi saya katakan produk saja sudah lulus uji sebagai obat kuat. Gila bukan?
Gila karena:
- Adanya ginseng sekian persen tak berarti obat itu bikin kuat.
- Kalaupun misalnya kadar sekian persen itu bikin kuat (hasil studi ilmiah sebelumnya), sample itu tak mewakili seluruh produk yang saya buat. Lagipula, Saya bisa saja merekayasa sample. Samplenya itu sebetulnya produk dari korea yang kadar ginsengnya memang bagus. Memang lab perduli? tidak.
Laboratorium menguji sample apa adanya yang diberikan oleh orang yang mau memakai jasa mereka. Laboratorium tidak berfungsi untuk menyatakan suatu produk lulus uji atau tidak. Menyalahi aturan itu, akreditasi laboratorium bisa dicabut.
Itu makanya pihak Petrolab mengeluarkan protes, seperti tampak pada jawaban Petrolab untuk email dari seorang bernama teguh dibawah ini.
Surat keberatan yang sama juga tampak dari Lemigas. Ini jawaban pihak Lemigas terhadap pertanyaan dari orang yang sama (Teguh).
Tentang pencantuman nomor standar
Standar itu banyak macamnya. Ada standar metoda uji, ada standar manajemen, ada standar spesifikasi produk.
Nomor Standar metoda pengujian
Pencantuman itu adanya hanya di laporan pengujian laboratorium. Laporan itu bersifat terbatas. hanya menyatakan hasil untuk sample yang yang diberikan.
Misalnya, orang import barang satu container, ingin tau apakah barang itu mengandung zat berbahaya atau tidak. Di ambillah beberapa sample, dibawa ke lab. Lalu lab mengeluarkan hasil uji. Dicantumkan disitu pengujian menggunakan metoda sesuai dengan ASTM No. sekian.
Hasil uji itu hanya untuk barang di kontainer itu. Juga, yang mengambil sampel, membawa ke lab itu bukan penjual, tapi pihak suveryor independen.
Nomor standar spesifikasi produk
Nomor standar spesifikasi produk inilah yang bisa dicantumkan di produk atau kemasan produk. Dan untuk berhak mencantukan nomor standar itu tidak gampang. Butuh serangkaian proses yang panjang. Ada pengujian di lab? Ada, tapi itu hanya bagian kecil.
Begini rangkaian untuk dinyatakan sesuai dengan standar spesifikasi produk SNI.
Mengapa membuat Hoax, Febrian?
Orang awam memang tak banyak yang paham tentang standarisasi dan kerumitan yang ada didalamnya.
Tapi untuk seorang Febrian Agung yang pernah kuliah 7 tahun di Teknik Kimia ITB, juga untuk Randu SW (adik Febrian Agung yang juga pentolan Eco Racing) yang lulusan Teknik Fisika ITB, tentu tak bisa dibilang awam.
Mereka paham tentang standarisasi. Mereka tahu bahwa tak ada standar SNI maupun ASTM untuk produk Eco Racing. Mereka juga paham bahwa pencantuman nomor standar metoda pengujian di produk Eco Racing itu menggelikan.
Lalu? mengapa mereka melakukan?
Karena mereka paham bahwa itulah hoax yang tak kentara tapi efektif untuk menyesatkan orang awam. Mereka sudah terbiasa dengan berbagai trik marketing seperti itu. Sejak mereka berdua di DNI, lalu DBS dan sekarang di Eco Racing.
Catatan: Mengapa saya menyebut hoax? Karena salah satu bentuk hoax adalah berita yang dibuat untuk menyesatkan, termasuk mengaitkan 2 konten yang sebetulnya tak ada kaitannya. Lihat disini.
Ups. Febrian minta maaf sudah hoax, tetapi…
Terkait pencantuman nama Lemigas, Febrian Agung sudah minta maaf. Dia berjanji tak lagi mencantumkan nama Lemigas di kemasan produk mereka (janji untuk tak gila lagi).
Tapi, permintaan maaf itu tak tersebar luas. Pengakuan salah (telah membuat hoax) itu tak banyak diketahui orang. Tak pernah juga ada pernyataan terbuka dari Febrian Agung. Kenapa? Ya malu lah bro sudah menyebarkan hoax. Lagi pula, bukan type Febrian untuk berkata jujur.
Sampai hari ini, masih banyak seller Eco Racing yang masih mempromosikan produk Eco Racing dengan mencantumkan Petrolab dan Lemigas. Juga ASTM. Juga Hoax yang lain seperti pengurangan polusi 100% dan penghematan BBM sampai 50%.
Baca juga:
Penjelasan bahwa Eco Racing Moneyggame
Wuiihhh…..di-posting di web
😁😁😁
hehehe. lha iya bang.
Ini saya tidak setuju…karena saya sudah memakai produk nyA…sungguh2 terbukti..jgn bikin berita bohong yaaa
situ kan testi positive karena karena jadi mitra alias penjual. Mana orang percaya?
Betapa berdosanya money game jual agama,blm lagi yg tertipu,pasti diluar sana banyak yg jual asetnya demi ikutan eko balap
kalo g tau produk gk usah komen yg gk2…. ini adalah ciri2 org bodoh..kebanyakan bicara….laknatullah antum
bicara gaya santri, bisanya cuma bilang ciri ciri orang bodoh. Yang bodoh itu orang yang asal kasih label tanpa argumen. Coba yang pintar dikit, mana isi artikel yang salah? salahnya dimana? yang bener gimana?
Berapa harga yg pantas untuk Eco Racing menurut anda?
coba cari di tokopedia, pada di obral. Itu harga pantasnya. tanpa kemasan, ya kurang lagi.
Boleh gak kira kira jika galia panggil MR HOAK gitu.kayaknya lebih keren deh
banget