Bisnis MLM saya rugi. Aduh mak, ini barang mau diapain…

Bisnis MLM itu penuh bujuk rayu. Sukses besar jadi jargon yang paling umum dipakai. Makanya banyak orang terbuai. Terus ikut. Ternyata cuma beli produk yang gak laku dijual. Buat sendiri pun tak terpakai.

Lalu emak-emak yang tadinya penuh harapan, bisa cari duit sampingan jadi bingung. Duit melayang, barang tak terpakai.

Buat emak-emak yang mengalami seperti itu, atau siapapun, tidak usah merasa bodoh. Itu terjadi di mayoritas peserta MLM. Gak percaya? coba baca hasil survey ini. 99% yang ikut MLM rugi. Kalau dilihat dari perusahaan MLM nya sendiri, ada riset yang menyatakan bahwa perusahaan yang berbasis MLM lebih kecil tingkat keberhasilannya dari bisnis lain. Kemungkinan jadi sukses melalui MLM

Mengapa tingkat keberhasilan bisnis MLM kecil?

Secara umum, penyebabnya adalah (ingat secara umum, bukan satu kasus MLM):

  • Faktor Produk yang gak laku dipasaran, entah karena demand-nya kurang atau karena produk gak kompetitif. Ini penyebab yang paling sering ditemui. Hanya sedikit produk MLM yang benar-benar bagus dan kompetitif. Malah ada perusahaan memilih cara MLM justru karena produknya gak laku dipasaran, dan memilih cara MLM karena mereka berpikir hubungan personal dapat meningkatkan penjualan (hubungan personal antara sales MLM dan calon pembeli). Padahal orang mempunyai hubungan personal yang terbatas. Jumlah keluarga dan temannya terbatas. baca disini.
  • Faktor si penjual seperti  kemampuan persuasi, pelayanan, memelihara hubungan dengan pelanggan.

 

Tapi ketidak berhasilan ikut MLM bisa jadi tidak rugi sebetulnya (kalau waktu yang terbuang tidak diperhitungkan dan beli katalog saat daftar juga bisa diabaikan karena cuma recehan). Apa yang menyebabkan orang rugi ikut MLM?

Penyebab kerugian ikut bisnis MLM

Satu sebab: Adanya keharusan, baik langsung, maupun tidak langsung agar member MLM membeli produk. Berbagaim macam caranya. Ada yang kasih persyaratan beli dulu sejumlah sekian baru bisa jualan. Ada juga yang kasih syarat tutup point kalau komisi mau keluar. Kalau produknya memang gak laku, dan si member mau berhenti, rugilah dia. Masalah tutup point ini (di dunia MLM dikenal dengan tupo), harus hati hati juga. Istilahnya bisa macam-macam. Tutup point, Sales point, point value dan lain-lain. Juga kadang ada jebakan. Dibilang tak ada tutup point, tapi komisi akan keluar kalau level penjualan sudah masu pada level yang ada bonusnya. Nah lu. Sama saja.

Lalu MLM yang bagaiamana yang bagus?

Ada kok MLM yang bagus. Cari aja yang punya ciri:

  • Produknya laku dipasaran. Itu artinya produknya bagus dan harganya kompetitif dibanding produk sejenis yang ada dipasaran. Kalau produknya cuma laku di member MLM sendiri, jangan ikut MLM tersebut. Kalau sebagian besar produknya cuma laku di member MLM sendiri, juga jangan ikut. MLM yang baik, sebagian besar produknya harus laku di pasar bebas!
  • Tidak ada batas minimal penjualan supaya dapat bonus. Anda gak jual gak dapet komisi, Anda jual anda dapet komisi. Yang begitu aja aturannya. Kalau ada tambahan bonus kalau jual menembus batas tertentu ya tidak apa apa. Itu biasa.
  • Komisi besar. Ini tentu diharapkan oleh semua orang.

Tawaran MLM baru: Tak ada tutup point, tak perlu menjual, dapat duit pasif.

Nah yang ini lupakan saja. Pasti money game. Pasti kerjaanya merekrut orang dan dapet komisi dari pendaftaran member baru. Ini Akan dibahas ditulisan selanjutnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top