Yang tidak diliput media tentang kekuatan Qnet

Ada jaringan anak muda yang melakukan penipuan dengan modus yang sama. Mereka membuka info lowongan kerja palsu. Lalu para pecari kerja datang. Lalu para pencari kerja diintimidasi dan dipaksa untuk ikut ‘bisnis’.

Tapi ‘bisnis’ itu tidak gratis. Para pencari kerja harus membayar 8 juta rupiah lebih. Para pencara kerja diintimidasi untuk mengupayakan uang tersebut. Biasanya dengan meminta pada orang tua untuk ditransfer. Atau jual motor, atau cara lain. Yang penting bisa dapat uang. Biasanya pemaksaan itu dibarengi dengan penyekapan.

Kalau pencari kerja itu berhasil mendapat uang, diapun menjadi bagian dari jaringan tersebut. Dia mendapat benda ‘sakti’ yang dinamakan biodisc. Dia diajari dan dicuci otak hingga mampu dan mau melakukan apa yang dilakukan jaringan tersebut pada dirinya: Menipu, memeras, menyekap.

Dan jaringan itupun semakin melebar. Ada berapa banyak anak muda yang sekarang menjadi bajingan? Entah. Mungkin ribuan. Karena jaringan itu ada di banyak kota, tersebar di seluruh Indonesia.

Jaringan itu bernama Qnet.

Cerita diatas adalah cerita biasa. Sudah banyak diberitakan di berbagai media. Bukan saja di Indonesia, tapi juga di banyak negara. Google ‘penyekapan qnet’ atau variasi kata kunci lain. Anda akan dapat berderet berita terkait. Atau di Youtube, seperti pada channel UGD1. Lihat juga : horor qnet.

Yang luput dari media adalah kekuatan di balik Qnet. Mengapa lebih dari satu dekade beraksi tanpa tersentuh hukum? Mangapa sampai tahun 2019 tak satupun kasus penyekapan berujung pada persidangan?

Lalu diujung tahun 2019 kasus itu meledak. Berawal dari Polres Lumajang, seorang pentolah Qnet ditangkap. Belasan orang DPO. Persidangan pun dimulai. Itupun sudah banyak diliput media.

Yang luput dari media adalah, mengapa kasus itu sekarang tak ada kabar berita? Mengapa yang ditahan lalu dibebaskan? Mengapa yang di DPO tetap DPO?

Yang luput dari media adalah kekuatan dibalik Qnet.

Kekuatan Qnet

Qnet sudah menjelma menjadi jaringan kejahatan skema piramida terbesar di dunia. Kasusnya banyak di berbagai negara. Umumnya negara berkembang. Buthan, Nepal, Iran, India, Philipina, Indonesia, Suriah, Turki.

Dan dalam hal skema piramida, Qnet bukan sekedar skema piramida ‘biasa’ yang ‘hanya’ menipu orang dengan iming-iming penghasilan supaya orang beli setumpuk produk overpriced. Qnet menambahnya dengan unsur pemaksaan dan penyekapan. Qnet menjadi jaringan bajingan pencetak bajingan.

Mengerikan? belum pada puncaknya. Qnet juga menanamkan pengaruhnya dalam APLI. Qnet juga dekat dengan seseorang mantan petinggi POLRI, yang lalu menjadi anggota komisi perdagangan DPR RI.

Qnet menguasai APLI

Pada tahun 2007, Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) pernya membuat pernyataan Qnet sebagai skema piramida. Langkah yang tepat.

Tapi yang terjadi kemudian bukan berita kematian Qnet. Selanjutnya malah Direktur Qnet menjadi Pengacara APLI. Dialah Ina Rachman, wanita yang kini dinyatakan sebagai buronan tapi tak pernah ditangkap. Dan tentu, setelah itu Qnet menjadi anggota APLI.

Ina Rachman, Pengacara APLI yang kini jadi DPO

Sebagai catatan, APLI adalah asosiasi yang diberi tanggung jawab oleh kementerian perdagangan dalam menjaga dunia MLM di Indonesia. MLM harus jadi anggota APLI. Cara kerja MLM harus diperiksa oleh APLI.

Dan ketika Direktur Qnet menjadi pentolah APLI, apa yang terjadi dengan dunia MLM Indonesia? Bisa dibayangkan sendiri.

Qnet dan petingginya dekat dengan Adang Daradjatun

Kenal dengan Adang Daradjatun? Dulunya orang nomor dua Kepolisian Republik Indonesia. Wakapolri, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Pangkat teraknir adalah Komisaris Jenderal.

Adang Daradjatun pernah menjadi calon Gubernur DKI tahun 2007. Dia kalah oleh Fauzi Bowo. Selanjutnya dia berkarir di DPR. 2014-2019 dia lolos ke Senayan. Parkatinya PKS. Lalu dia duduk di di komisi perdagangan, yang tentu mengawasi BKPM, BKPM yang berwenang langsung terhadap MLM, termasuk Qnet. Sekarang pun Adang Daradjatun masih di DPR-RI.

Adang Daradjatun beberapa kali terlihat dalam acara bersama Qnet. Dia mengatakan tidak termasuk dalam struktur di Qnet. Tapi sebuah sumber mengatakan dia adalah pembina Qnet (ref).

Adang Daradjatun dalam acara buka bersama Qnet dan anak yatim di rumah pribadi Adang Daradjatun

Adang Daradjatun bersama Trevor Kuna (CEO Qnet) dan Ina Rachman (Direktur Qnet yang kini menjadi buronan)

Adang Daradjatun memberikan pengarahan kepada Independent Reprsentative (member) Qnet seluruh Indonesia.

Adang Daradjatun, memberi pengarahan pada member Qnet seluruh Indonesia
diambil dari website Adang daradjatun

Adang Daradajtun bersama ketua jaringan member Qnet

Posting Ina Rachman: Adang Daradajatun bernyanyi untuk Mr. Pathman ( Managing Director of The V, the network organisation for QNET Independent Representatives )

Adang Daradjatun, Ina Rachman dalam acara bersama Satgas WI

Dan ini adalah acara yang sekarang kelihatan ironis. APLI, diwakili Ina Rachman, bersama Adang Daradjatun sebagai anggota komisi VI DPR-RI, dalam acara bersama Satgas Waspada Investasi.

Satgas WI akan bekerjasama dengan APLI dalam pencegahan praktek investasi illegal dan skema piramida.

Lalu bagaimana nasib kasus Qnet?

Diatas tadi diuraikan bagaimana kuatnya Qnet. Kuat perkasa. Dan di uraian tadi mungkin cuma sebagian dari kekuatan mereka.

Apakah kekuatan itu sekarang masih bekerja? Apakah ada hubungannya dengan senyapnya kasus Qnet? Apakah ada hubungannya dengan dilepasnya yang sudah ditahan? Apakah ada hubungannya dengan DPO yang masih bebas? Apakah ada hubungannya dengan mutasi Kapolres Lumajang ke Bogor?

Wahai bapak KAPOLRI dan semua pihak lain yang mampu. Apakah jaringan bajingan pencetak bajingan itu akan tetap berkuasa?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top