Cryptocurrency yang jadi ladang penipuan

Bermula dari Keajaiban cryptocurrency

Crytocurrency itu penemuan besar di dunia. Idenya adalah membuat mata uang mutakhir. Mata uang yang pas dengan kebutuhan sekarang. Orang bisa mudah dan murah transfer uang dari kutub utara ke kutub selatan. Keamanannya juga terjamin. Kerahasiaannya juga, kalau mau main rahasia-rahasiaan. Tidak lewat bank, tidak perlu pihak ketiga.

Di balik cryptocurrency seperti bitcoin itu terdapat sistem yang rumit. Di situ ada sistem pencatatan semua coin yang dimiliki ‘seseorang’ dan semua aktivitas oper-oper duit antar ‘orang’. Kerumitan itu bertujuan supaya:

  • Tidak bisa dihack
  • Orang tak bisa menyisipkan catatan palsu bahwa dia punya coin segepok.
  • Orang tak bisa mengirim bitcoin orang lain
  • Orang tak bisa mengirim coin yang dia tak punya
  • Orang tak bisa ngarep habis kirim coin, coin-nya tak berkurang
  • Orang yang kirim coin tak bisa ketahuan siapa orangnya.
  • Kalau orang kirim coin, sistem bisa memastikan bahwa itu memang pengiriman dari orang orang yang sah.

Dan semua itu harus dilakukan oleh serangkaian proses digital. Tanpa Teller, tanpa pegawai, tanpa supervisor, tanpa manager. Semuanya dilakukan oleh jaringan komputer. Ajaib, bukan? Dan keajaiban itulah yang dibuat oleh Satoshi Nakamoto. Atau paling tidak, dibuat real oleh Satoshi. Keajaiban itulah yang dihargai dunia dan membuat bitcoin dihargai, dan yang membuat harganya melonjak.

Kesuksesan Satoshi Nakamoto itu diikuti oleh beberapa orang lain. Mereka bikin cryptocurrency lain yang memberikan solusi berbeda. Misalnya, melihat transaksi bitcoin yang ‘rada lama’ mereka bikin yang lebih cepat. Melihat bitcoin butuh sumber daya besar untuk pemrosesan transaksi, mereka bikin yang lebih irit.

Maka bermunculanlah crypto-crypto lain. Ethereum, Litecoin, Ripple, dan ribuan crypto lain.

Habis ajaib terbitlah penipuan

Sayangnya, yang baru-baru kebanyakan crypto abal-abal. Menurut sebuah riset, 80% lebih coin yang dipasarkan di berbagai pasar coin adalah abal-abal. Yang 20 % bukan. Baca disini: Mayoritas penawaran coin adalah scam.

Tapi tak semua yang bukan abal-abal juga menguntungkan. Sebagian besar sama juga dengan coin abal-abal: akhirnya lenyap. Hanya 1 persenan coin yang akhirnya bisa bertahan dan sukses sebagai coin.

Di website deadcoin.com, jumlah coin almarhum mencapai 1800 an. Sebagian dari yang almarhum itu adalah coin abal-abal.

Mengapa banyak sekali coin abal-abal? Karena tak ada regulasi. Semua orang bebas bikin cryptocurrency baru. Semua orang bebas berpura-pura sebagai Satoshi Nakamoto baru.

Modus penipuan cryptocurrency

Modus umumnya adalah membuat cryptocurrency abal-abal. Caranya, si penipu berpura-pura jago masalah cryptocurrency. Mengumumkan kepada banyak orang mereka bikin cryptocurrency baru. Lalu mengajak orang pada beli. Tentu dengan iming-iming keuntungan nanti harga akan naik.

Modal awal penipuan juga tak terlalu besar. Bikin website, bikin aplikasi, kadang sewa bule supaya kelihatan lebih keren.

Mereka juga biasanya punya team. Team ini menyebar berbagai kebohongan tentang hebatnya cryptocurrency baru. Ada yang menyebarnya lewat seminar, di media sosial, bikin website atau menulis di berbagai forum.

Nomo Ariawan, seorang promotor wincashcoin sedang menyebarkan berbagai hebatnya wincash coin.

Lalu orang beli. harganya beberapa ribu rupiah sampai beberapa ratus ribu rupiah. Bulan-bulan pertama mereka buat harga naik. Orang dapat untung sekian persen. Untungnya pakai skema ponzi. Lalu lebih banyak lagi orang beli.

Begitu duit terkumpul cukup banyak. Kabur. Website lenyap, aplikasi error. Yang lebih sopan, harga crypto-nya dibuat jeblok. Dari beberapa ribu rupiah menjadi nol koma sekian rupiah. Asik. Si penipu kaya raya, yang beli crypto-nya apes.

Modus lain juga ada. Berpura-pura bisnis tambang coin. Penipu mengaku jago menambang bitcoin atau coin lain yang bisa ditambang. Mereka mengajak orang ikutan nambang. Semacam patungan dengan menjanjikan untung yang lumayan. Ujungnya sama saja. Tiba-tiba website tak bisa diakses. Uang pun lenyap.

Penipuan marak karena tak ada regulasi

Hanya sedikit negara yang sudah punya regulasi terkait cryptocurrency. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan Uni Eropa punya aturan yang ketat untuk orang bisa membuat cryptocurrency. Negara-negara lain ada yang melarang sama sekali. China adalah salah satu contohnya.

Indonesia, tidak termasuk yang sedikit itu. Tidak mengatur, juga tak melarang. Mungkin karena pemerintah Indonesia menganggap rakyatnya sudah cerdas. Lebih cerdas dari orang Eropa dan China. Jadi tak perlu ada perlindungan. Sudah bisa mikir sendiri. Sayangnya salah. Penipuan cryptocurrency yang menggelikan saja orang Indonesia sudah tertipu. NPC Coin, SPS Coin, Java Coin, Give4Freedom, EDC Cash sebetulnya adalah penipuan ecek-ecek.

Repotnya menilai penawaran cryptocurrency baru

Penawaran cryptocurrency baru biasa disebut ICO (Inical coin offering) atau ITO (initial token offering) kalau cryptocurrency-nya adakal token asset digital yang bukan sebagai alat pembayaran.

Penawaran crypto baru sebetulnya sama saja dengan penawaran saham baru di bursa saham. Sama-sama mengumpulkan uang masyarakat. Tapi kalau mau nawarin saham ada banyak regulasinya. Masyarakat lumayan terlindungi. Yang mau nawarin saham harus perusahaan yang berumur sekian tahun. Perusahaan juga sudah mendapat untung bersih. Perusahaan harus begini harus begitu. Kalau nawarin crypto baru? tak ada. Bebas.

Maka orang yang mau investasi di cryptocurrency baru harus pintar sendiri.

Umumnya orang menilai kelayakan crypto baru dari white paper. Semacam proposal tentang tujuan crypto baru. Juga dari team di belakang crypto baru tersebut. Siapa orangnya?

Dan penilaian itu asli tak gampang. Orang yang mau investasi di situ harus mencari tahu hal-hal yang bikin pusing: Itu cryptocurrency istimewanya apa dibanding yang sudah ada? Kalau crypto baru itu adalah mengumpulkan uang untuk suatu bisnis baru: Memang bisnis itu bakal bagus? Memang dibutuhkan orang? Dan sederet pertanyaan lainnya.

Menilai team juga tak gampang. Pertama Anda harus tau keahlian apa yang dibutuhkan anggota team? Lalu lihat di jaringan profesional anggota team seperti linkedin atau Github. Setelah itu, Anda juga harus tau, apa benar dia ahlinya? jaringan dia siapa saja, apa dia diakui? Apa saja proyek dia sebelumnya? Dan seterusnya.

Tak mampu menilai sendiri? Cukup ikut orang yang anda percayai? Ya silahkan. Tapi sulit mencari orang yang bisa dipercaya. Baca-baca di internet? Hampir semua crypto baru itu mempunya bounty program. Program mencari dukungan dari orang lain. Orang diminta mempromosikan, nanti dikasih coin atau token. Maka Anda pun akan sulit memilah mana review yang obyektif, mana yang karena duit.

Khususnya di Indonesia, yang ada bukan hanya bounty program. Masih mending. Para penipu menggunakan sistem jaringan. Memberi insentif kalau berhasil mengajak orang gabung. Member get member. Maka setiap member menjadi seorang marketing. Marketing penipuan, tentunya. Ada yang sampai menyuruh membernya bikin video setiap kali dapat profit. Atau posting di media sosial. Mereka menyebar berbagai hal yang menyesatkan.

Sebuah keajaiban lain dari dunia cryptocurrency.

Di Indonesia, tidak perlu hal-hal yang rumit untuk memperdaya orang. Dan tak perlu modal besar juga.

  • Bikin whitepaper hasil copas, sudah bisa memperdaya orang. Contohnya di Wincash coin. Silahkan baca: Silahkan baca: Penipuan give4dream
  • Developer team semuanya palsu, bisa menipu orang. Contohnya di Wincash coin.
  • Kredibilitas dari orang yang mempromosikan atau bahkan pendiri juga tak penting. Mantan penipu, mantan penyokong skema ponzi, boleh. Orang tetap percaya. SPS Coin, NPC coin, Wincash coin adalah contohnya.
  • Tak perlu rumit-rumit merekayasa fluktuasi. Pernyataan menggelikan ‘harga tergantung supply and demand tapi harga flat’ bisa dipercaya orang. Ini terjadi di Give4dream dengan wincash coin maupun EDC Cash.

Itulah keajaiban lain dunia cryptocurrency. Khusus di Indonesia.

Kebodohan itu bukan untuk diri sendiri

Dan kebodohan itu, di Indonesia, bukan cuma dinikmati sendiri. Kebodohan itu disebarkan juga kepada orang lain. Kenapa itu terjadi, karena dengan menyebar kebodohan mereka dapat komisi.

Penipuan cryptocurrency di Indonesia umumnya pakai skema ponzi. Orang dapat profit fix dengan cara membeli sebuah mata uang digital. Untungnya dari uang member sendiri. Membar lama mendapat untung dari member baru.

Untuk lebih mudah mendapat member baru, para penipu memberi komisi kepada setiap member bila dapat menjaring member baru.

Maka kebodohan itu jadi nyaring terdengar. Media sosial penuh dengan pernyataan yang menyesatkan. Sekilas kelihatan keren. Pakai berbagai istilah jaman kekinian.

Contoh kebodohan yang tersebar

Berikut berbagai pernyataan keren, supaya Anda tak ikut terpengaruh dan ikut tersesat. Pernyataan dari orang yang ingin dapat komisi.

Kami sudah dipasarkan di pasar coin. Masih belum percaya?

Tak ada istimewanya sebuah cryptocurrency dijual di sebuah market. Yang sudah terbukti abal-abal pun dijual di market. Bahkan market yang ‘diakui oleh anak-anak crypto’ seperti Indodax pun punya sejarah menjual coin abal-abal.

Cryptocurrency itu tak ada regulasinya. Termasuk dalam hal membuat crypto baru, membuat pasar crypto, serta mengelola pasar crypto. Dengan demikian, tak ada larangan dan tak ada hukuman sebuah market crypto menjual crypto abal-abal. Kecuali di negara-negara yang sudah punya regulasi terkait ICO dan jual beli crypto.

PH dan GH akan membuat harga coin stabil

Kelihatannya keren. GH PH adalah get help dan provide help. Ini istilah skema ponzi pada MMM. Dan ini dipakai di Give4Dream untuk menyokong wincash coin. Katanya GH PH bisa menjaga supply and demand. Yups. PH berarti demand, orang membeli wincash coin. GH sebaliknya.

Benarkah skema ponzi bisa membuat harga sebuah cryptocurrency tetap terjaga? Mimpi. Skema ponzi pada akhirnya pasti runtuh. Saat runtuh, artinya tak ada yang mau setor uang. Tak ada provide help. Itu artinya, tak ada yang membeli wincash coin, tak ada demand. Bagaimana tak ada demand bisa membuat harga crypto terjaga?

Pernyataan itu sebetulnya kedunguan yang menyedihkan. Sementara orang bilang ‘coin X terbukti scam karena menggunakan skema ponzi’, member Give4dream justru menyatakan, ‘kama menggunakan skema ponzi, jadi bukan scam’. Siapakah yang dungu? Orang atau member give4dream?

SHA256 membuat cryptocurrency bisa dipercaya.

Ini sebetulnya salah satu contoh saja dari penggunaan istilah keren. Penggunaan yang asal keluar hanya supaya kelihatan keren.

SHA256 (Signature hash algorithm 256) adalah algoritma penandatangan digital. Itu cuma bagian sangat kecil dari cyrptocurrency dan tak ada istimewanya juga. Suatu yang sudah lumrah digunakan di dunia keamanan digital. Banyak website (termasuk bahasbisnis.com ini), menggunakan SHA256 untuk menjamin keamanan pengunjung (walaupun itu tak diperlukan di situs tanpa transaksi).

Sudah punya gambaran? Tetap hati-hati

Selama namanya cryptocurrency, selama belum ada regulasi, tetap harus hati-hati.

Anggaplah Anda sudah pandai. Bisa menilai sebuah white paper, bisa melacak dengan canggih team pengembang, apakah jaminan tidak rugi? Sama sekali tak jadi jaminan.

Contoh saja Tokenomy. Siapa yang tak kenal pendirinya? Team pengembangnya juga jelas. Whitepapernya juga bukan contekan. Tapi apa yang terjadi? Pada ICO ditawarkan 0,2 USD. Sekarang harganya 0,03 USD. Perih, bukan?

Tokenomy menggambarkan satu aspek lain liarnya dunia cryptocurrency dibanding dunia saham

Di dunia saham, selain untuk diperdagangkan harus melewati berbagai aturan, orang juga ada bahan untuk menilai. Harganya kemahalan atau kemurahan? Itu bisa dinilai dari berbagai data yang tersedia untuk publik. Di cryptocurrency? Bagaimana menilainya? Ibarat perusahaan, perusahaan itu baru mau berdiri, baru rencana, saham sudah dijual. Harga sahamnya berapa? Siapa yang jamin itu bukan harga angan-angan? Tinggi saat penawaran, jeblok setahun kemudian.

Mau ikut?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top