Kisah si mbah (3): Businessman terjerat skema ponzi

Sambungan dari bagian pertama dan bagian kedua

Herman makmur sudah membuktikan kesaktiannya sama si embah. Ramalannya tentang D4F pas. Profit di BTC Panda yang gampang ditarik juga tak meleset. Ini baru pebisnis jaman now, pikir si embah. Makin percaya. Merekapun makin dekat. Makin sering telponan.

BTC Panda mengambil alih member D4F

Suatu hari telponan itu membahas langkah besar untuk bisnis

“Pak, yuk kita bikin seminar BTC Panda di Bangka. Sekalian saya mau silaturrahmi ke Bangka. Hotel yang bagus buat seminar disitu dimana ya, pak?” Begitu kata Herman Makmur.

Si embah ikut saja. Herman Makmur minta tolong carikan hotel, dia carikan. Herman Makmur minta tolong pasang iklan di koran, dia pasangkan. Herman makmur minta tolong si mah ajak relasinya, dia ajak.

Dan ini yang asik. Kebetulan grup WA D4F si embah masih ada. Si embah undang lah mereka ke seminar Bitcoin Panda. Gayung pun bersambut. Ada sih yang bilang ‘nanti kayak D4F, oom’. Tapi banyak juga yang tertarik. Kan beneran sekarang Bitcoin lagi menuju langit ke tujuh. Jadi bedalah sama D4F yang masih pakai rupiah. Lagian member D4F dibawah si embah percaya sama si embah. D4F bubar, duitnya di talangin sama si embah. Ya ikut lah.

Seminar pertama sukses

Seminar pertama di Bangka, Herman Makmur datang bersama Dr. Danny dan Deepak Ramji dari Malaysia. Dr. Dannie Ratman itu dokter bedah. Lulusan Rusia. Wow.

Pesertanya tentu sebagian besar relasinya si embah. Jumlahnya sekitar 40 orang.

Perpaduan antara profile Dr. Dannie Ratman, kepercayaan pada si embah, dan tentu saja ketidak pahaman orang tetang bitcoin, Seminar itu berhasil. Semua peserta seminar ikut BTC Panda.

Sukses luar biasa. Ada yang beli 1 btc, ada yang 2, ada juga yang sampai 3 btc. Di jumlah jamleh sekitar 100 btc. Masuk plek ke BTC Panda.

Seminar kedua sukses juga

Bisnis seperti D4F, BTC Panda dan sekarang G4D itu paling suka ngadain pertemuan. Kadang namanya seminar, kadang gathering, macam-macam. Itu cara mereka marketing. Marketing berbiaya mahal. Perusahaan kaya semacam Microsoft pun kalah sama mereka kalau urusan begituan.

Ya maklum. Yang mereka jual adalah citra. Citra sukses, citra kaya.

Acara kumpul-kumpul itu pasti tidak sekali. Mesti berkali-kali di setiap kota. Acara pertama menjaring member baru. Acara kedua, member baru diminta ajak orang untuk ikut seminar. Dan seterusnya Pasti begitu dimana-mana.

Dan begitu julah BTC Panda di Bangka.

Tak sampai sebulan sejak seminar pertama, Herman Makmur sudah ajak si embah untuk bikin seminar lagi. Kali ini katanya mau menghadirkan Nazri Omar secara langsung.

Tujuannya tentu mengajak orang lebih banyak ikut BTC Panda. Sekarang mengandalkan bukan cuma si embah, tapi member yang sudah bergabung pada seminar pertama.

Seminar kedua dihadiri lebih banyak orang. Ternyata tak ada Nazri Omar. Seminar menghadirkan TS TANG asal Malaysia. Tapi orang yang hadir terkesima. TS Tang itu ahli IT dan memang bergelut di dunia cryptocurrency. Bisnisnya nambang bitcoin. Foto-foto tambang bitcoin ditampilkan. Berderet puluhan CPU yang memberi kesan benar-benar canggih.

Sama dengan seminar pertama, seminar kedua juga sukses besar.

Di seminar kedua, Herman Makmur menempatkan orang yang baru ikut ke dalam jaringan si mbah. Hoki buat si embah. Dia dapet komisi sponsorship. Oh baiknya Herman Makmur. Si embah pun jadi Leader papan atas.

Dan begitulah hidup Herman Makmur. Mencari orang yang tepat di setiap kota, mengadakan seminar-seminar, mencari mangsa.

Ada issue miring, si embah tetap percaya

Si mbah ini businessman. Punya relasi banyak. Termasuk relasi di Malaysia.

Suatu hari relasi dari Malaysia bilang sama si embah, jangan percaya sama Nazri Omar. Dia penipu di Malaysia.

Si mbah pun galau. D4F, lalu BTC Panda. Membuat si embah terkesima, D4F lalu hancur. Sekarang BTC Panda? Oh bisnis jaman kekinina.

Tapi apa iya BTC Panda itu penipuan juga? Bagaimana mungkin?

Saat si embah ke Malaysia, dia bertemu Nazri Omar. Nazri Omar memperkenalkannya sama keluarganya. Termasuk orang tuanya. Dan Bapak Nazri Omar itu profesor ternama di Malyasia. Masa iya penipu mau memperkenalkan keluarganya?

Malapetaka buat si embah

Dan lagi-lagi issue miring itu ternyata benar.

BTC Panda menuju kehancuran

Saat itu menjelang bulan puasa tahun 2016. Tiba-tiba saja member tak bisa menarik bitcoin dari dari website BTC Panda. Server sedang ‘maintenance’.

Member si embah bingung. Si embah lebih bingung. Saat orang butuh, duit tak bisa ditarik. Karena lebaran tak bisa diundur, si embah akhirnya rogoh kocek sendiri. Dia kasih pinjam uang member dibawahnya. Total sampai 200 jutaan.

Member banyak yang tadinya hoki itu sekarang jadi apes buat si embah.

Lepas lebaran, website BTC Panda kembali bisa dibuka normal. Tapi datanya kacau balau. Ada yang bitcoinnya nambah, ada yang berkurang, malah ada yang hilang sama sekali.

Maka kerepotan pun terjadi. Member yang bitcoinnya nambah diminta mengembalikan. Yang hilang diminta kirim identitas.

Setelah itu BTC Panda bukannya membaik, malah makin tak jelas. Tiba-tiba saja ada pengumuman modal dan bonus akan dikunci selama 6 bulan. Alasannya karena ada rush. Penarikan serentak selama masa maintenance.

Walaupun gaptek, si embah berpikir, mana bisa ada rush selama masa maintenance? Orang narik btc saja tak bisa.

Huru-hara di BTC Panda

Melihat gelagat yang tidak beres, banyak leader-leader yang menuntut Herman Makmur untuk memberi penjelasan tentang masalah sebenarnya. Mereka juga menuntut BTC Panda untuk segera membereskan semua persoalan.

Pertemuan pertama

Akhirnya diadakan pertemuan di Jakarta. Seluruh Leader dari Indonesia datang. Juga Nazri Omar dan Herman makmur.

Dalam pertemuan itu, Herman Makmur menawarkan satu solusi. Member bisa menarik bitcoin dari BTC Panda. Tapi ada syaratnya: Harus cari member baru. Juga ada syarat tambahan: Member hanya bisa menarik 70% dari bitcoin yang disetor member baru. Whaaat? Si embah langsung menolak.

Itu tawaran solusi yang luar biasa. Luar biasa bodohnya. Bagaimana mengajak orang jadi member baru? Nawarinnya Bagaimana? mba, ikut btc Panda dong, supaya bitcoin saya bisa ditarik, gitu? Lalu si mba nya akan tanya, lalu nanti saya narik bitoin saya? harus cari korban baru, gitu?

Yang lebih luar biasa, ada beberapa orang yang langsung serentak bilang setuju. Mereka adalah Fredy Wirajaya dan Irhamsyah. Entah apa yang merasuki mereka sehingga setuju usulah yang super bodoh seperti itu.

Belakangan si embah tau, Fredy Wirajaya dan Irhamsyah adalah kaki tangan Herman Makmur. Si embah juga akhirnya tau bahwa sebelum pertemuan ini, mereka sudah melakukan pertemuan terlebih dahulu di Malaysia. Tanpa mengajak si embah.

Pertemuan di Jakarta akhirnya cuma membuka perang. Perangnya di grup-grup whatsapp dan Telegram. Satu kubu adalah pengikut Herman Makmur dan kawan-kawan. Kubu lainnya adalah kubu si embah dan member-meber di jaringannya.

Yang menarik, ‘pemain-pemain’ dari Malaysia cuma menonton. Perlahan mereka mundur. Satu persatu keluar dari grup. Tinggallah perang saudara antar sesama member BTC Panda orang Indonesia.

Pertemuan kedua

Suasana makin panas di kedua kubu. Akhirnya diadakan pertemuan kedua. Juga di Jakarta. Hasilnya sama saja. Kubu Nazri Omar dan Herman Makmur memaksakan solusi awal. Member bisa menarik bitcoin, tapi ajak dulu orang lain. Kubu si mbah tetap tak setuju.

Tak ada kesepakatan, si mbah pun melaporkan Nazri Omar dan Herman Makmur ke Polda Metro Jaya. Laporan tidak diterima karena Polisi butuh bukti penipuan. Kasubdit cyber 4 menyarankan si mbah membuat somasi terlebih dahulu.

Malamnya si embah lalu mengirim somasi ke Nazri Omar. Langsung ke hotel tempak Nazri Omar menginap. Dalam somasi si embah juga meminta Nazri Omar mengembalikan modal yang telah diberikan member di jaringannya ke BTC Panda.

Bersamaan dengan itu, si mbah mendapat bocoran info. Infornya Nazri akan pulang ke Malaysia besok pagi. Si embah langsung bergerak. Kalau sudah pulang ke Malaysia susahlah nanti urusan.

Membawa Nazri Omar ke Polda Metro

Maka malam itu juga si embah membawa Nazri Omar ke Polda Metro Jaya. Bersama 15 orang lainnya dia kembali melaporkan Nazri Omar dan herman Makmur. Tapi penyidik meminta cukup diwakilkan ke satu orang saja. Yang lain jadi saksi.

Nazri Omar diperiksa polisi. Proses pemeriksaan mulai jam 12 malam itu juga. Berakhir jam 10 paginya. Total 10 jam.

Sayangnya Kepolisian mengatakan belum cukup bukti. Nazri Omar belum bisa ditahan. Polisi cuma menahan HP Nazri Omar. Sebagai jaminan, kata si mbah, Nazri Omar pun menyerahkan 200 btc kepada si embah. Jauh dari total btc yang minta dikembalikan si embah yang mencapai 1965 btc.

Nazri Omar pun dilepas. Dijemput oleh antek-anteknya: Herman Makmur, Fredy Wirajaya dan Irhamsyah.

Begitu pesawat Nazri Omar lepas landas, akun facebook Nazri Omar hilang. Website BTC Panda langsung error.

Jalan hukum tak berujung si embah

Dua tahun berlalu. Herman Makmur pun sudah terlibah moneygame baru: NPC Coin. Tapi proses hukum di kasus BTC Panda tetap tak jelas. Sementara si embah harus menjual ruko untuk mengganti kerugian member.

Si embah pun mengirim surat ke Kapolda Metro Jaya agar kasusnya dilimpahkan saja ke Polda Bangka Belitung. Bersamaan, si embah juga melaporkan penyidik yang menangani kasus BTC Panda di Polda Metro ke Propam Mabes Polri.

Kapolda metro memenuhi permohanan si embah. Kasusnya dilimpahkan ke Polda Bangka Belitung. Tapi bukan bagian yang sama (cyber krimsus), melainkan ke ditreskrimum.

Proses penyidikan berjalan dari awal lagi. Sebab katanya, kasus dilimpahkan dalam keadaan mentah.

Tiga tahun setelah si embah lapor ke Polda Metro, barulah Herman Makmur pun akhirnya berhasil didatangkan. Pertama untuk di BAP. Kedua dia juga didatangkan untuk dikonfrontir langsung dengan si embah.

Setelah itu pihak Kepolisian Bangka Belitung mengatakan akan melakukan gelar perkara. Si embah diminta menunggu turunnya Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP). Dan lagi lagi si embah harus menunggu lama.

Empat tahun setelah si embah lapor ke Plda Metro, SP2HP itu akhrinya turun. Isinya menyatakan bahwa…kasus itu dilimpahkan ke Cyber Krimsus Polda Bangka Belitung.

Dan sampai hari ini, kasus si embah masih belum berujung. Sudah ditangani Cyber Krimsus Polda Metro, lalu oleh Ditreskrimum Polda Babel, lalu diopper lagi ke Cyber Krimsus Polda Babel, si embah masih tetap menunggu.

Kebohongan Herman Makmur begitu nyata. Seperti terlihat pada video-video ini. Bilang No zonk, long term, free panic issue. Apakah itu bukan kebohongan? Itu kebohongan yang sudah terbuktikan dengan hancurnya BTC Panda. Tapi proses hukum itu entah mengapa menjadi terlalu lama.

Suara Herman Makmur menyebar kebohongan
Sang penipu sedang beraksi. kebohongan itu sudah terbukti sebagai kebohongan.
Apakah ini tak cukup membuktikan kebohongan dan penipuan?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top