Kisah si mbah (2): Business man terjerat skema ponzi

Lanjutan dari bagian pertama Kisah si embah: Bisnisman terjerat skema ponzi.

Tiket gratis ke BTC Panda

Si mbah sibuk urus bisnisnya. Ada barang datang dari China, jadi dia berencana ke Jakarta beberapa hari kedepan. Saat itulah, kenalannnya yang biasa dipanggil bunda Yenny telpon. ‘Bos apa kabar?’ dan bla-bla-bla. Basa basi orang tua. Ujungnya, ‘Bos kapan ke Jakarta? Ada bisnis bagus nih bos’

“Bisnis apa, bunda?” tanya si mbah.

“Bos datang, deh. Ketemu sama orangnya langsung. Namanya Dato Nazri Omar, orang Malaysia. Kalau mau, nanti saya siapkan tiketnya bos. Hotel juga deh”.

Si embah nyengir. Memang sudah niat mau ke Jakarta, ada yang nawarin tiket dan hotel gratis. Rezeki ‘anak’ soleh. Tawaran bisnis pula. Katanya bagus. Mungkin bisnis jaman now lagi. “Oke deh bundaaaa”.

Dalam beberapa menit kode booking pesawat dan hotel pun diterima si embah. Gratis tis.

Sampai di Jakarta, bunda Yenny memperkenalkan si embah pada Dato Nazri Omar. Juga sama satu orang lagi. Namanya Herman Makmur. Si embah lalu diajak makan bareng di sebuah restoran.

Ternyata bukan cuma si embah yang diajak makan. Ada sekitar 10 orang lain. Business dinner. Dinnernya sebentar, cuap-cuapnya panjang.

Disitu Herman Makmur dan Nazri Omar bergantian menjelaskan tentang suatu fenomena baru. Suatu yang mengguncang dunia keuangan. Namanya bitcoin.

Bitcoin si embah sudah tau. Bos besar dari China pernah menyarankan si embah supaya urusan bayar-bayar sama dia pakai bitcoin saja. Lebih praktis. Tapi si embah masih enggan. Apanya yang praktis. Pokoknya selama harus pakai daftar-daftaran, pakai email-emailan, harus ketik-ketik, itu bukan praktis namanya.

Dan sewaktu Herman Makmur menjelaskan panjang lebar tentang bitcoin, si embah manggut-manggut. Bukan karena paham. Tapi karena lihat yang lain manggut-manggut. Gak lucu kalau yang lain manggut-manggut dia geleng-geleng.

Juga waktu Herman Makmur menyebut ‘Bitcoin Panda’. Walaupun si embah benar-benar bingung apa hubungan antara bitcoin sama binatang pemakan bambu, tetap manggut-manggut saja.

Ada satu hal yang dikatakan Herman Makmur dan Nazri Omar yang diingat si embah. Oscar Darmawan, yang punya bitcoin indonesia sudah bergabung di bitcoin Panda. Si embah tak kenal. Cuma Herman Makmur menampilkan Youtube tentang orang itu. Jadi tau. Ternyata dia orang terkenal yang tak dikenal si embah. Dan Herman Makmur bilang mereka akan dikenalkan dengan Oscar Darmawan besok.

Besok paginya waktu sarapan, Herman Makmur bicara sama si embah. Mungkin karena dia tau mana muka yang paham mana yang tidak, dia bilang, “Bapak gak usah khawatir kalau masih bingung. Ikut saja dulu. Join di BTC Panda. Nanti akan saya bantu”. Baik deh.

Tak lama berselang, datanglah dia: Oscar Darmawan seperti yang dijanjikan Herman Makmur dan Nazri Omar. Memang bener dia orangnya. Mirip sama yang di Youtube kemarin. Nazri Omar memperkenalkan Oscar Darmawan kepada si embah dan yang lainnya. Ada foto-foto bareng juga.

Tak terpikirkan sama si embah apakah orang beken itu betul gabung di BTC Panda. Pokoknya dibilang ikut, dan beneran datang.

Oscar Darmawan tak lama disitu. Acara lalu berlanjut pada pemaparan. Sambungan dari yang kemarin. Fokusnya tentang manfaat dan dahsyatnya bitcoin. Bahwa semua orang kaya nantinya akan simpan uang dalam bentuk bitcoin. Bahwa dengan bitcoin segalanya jadi lebih mudah bla bla bla.

Kuping si embah sudah pengak dengan kata-kata bitcoin.

Sudah cukup? belum. Nazri Omar bilang nanti malam kita kumpul lagi. Ruangan khusus sudah dibooking untuk itu. “Sekarang silahkan urus urusan masing-masing. Yang ada urusan keluarga silahkan, yang ada urusan bisnis silahkan. Nanti malam jam 8 kita kumpul lagi”, katanya. Oh my god. Tiket gratis, tak bisa nolak.

Bergabung di BTC Panda

Dan malam itu adalah puncaknya. Saatnya harus membayar tiket gratis.

Nazri Omar dan Herman Makmur mulai membahas caranya mendapatkan bitcoin. Caranya: bergabung dengan komunitas BTC Panda. Dapat untung 1% sehari, plus keuntungan kalau ada kenaikan harga bitcoin.

Si embah masih tak paham. Kalau di Dream for Freedom ada ponakan yang bisa dipercaya. Di sini tak ada. Tapi karena gak enak sudah dapat tiket pesawat dan hotel gratis, ya harus ikutlah. Ambil paket terkecil. Setengah BTC saja, dengan harga waktu itu 2,8 juta. Hitung-hitung ganti tiket pesawat dan hotel.

Semua urusan 2,8 juta itu dibantu sama Herman Makmur. Dari daftar ke bitcoin.co.id, beli bitcoin disana, kirim koin ke BTC panda, pol dibantu Herman Makmur. Enaknya jadi orang gaptek gituh.

Maka resmilah si embah jadi member komunitas BTC Panda.

Ramalan Herman Makmur tentang D4F

Dalam obrolan ringan malam itu, setelah resmi ikut BTC Panda, si embah bilang ke bunda Yenny dan Herman Makmur bahwa dia sudah ikut D4F juga, lho.

Bukannya dapat pujian, Herman Makmur malah bilang, “Waduh, D4F itu penipuan pak. Moneygame”.

“What. apa tuh?”

“Ini lho, pak. Bisnis yang gak akan tahan lama. Kebetulan ada orangnya. Saya ada janji sama dia sebentar lagi. Ayo ikut. Nanti dia jelaskan sendiri”

Herman Makmur mengajak si mbah ke Hotel lain. Ketemu sesorang yang namanya A. Orang itu mengaku teman dekat Filli Muttaqien. Bahkan katanya dia ikut mendirikan D4F, tapi sekarang sudah keluar dari D4F. Dia tunjukkan lengkap foto-fotonya. Dia tegas menyarankan untuk segera keluar dari D4F. “D4F itu”, katanya, “sebetulnya dirancang cuma berumur 6 bulan”.

Ternyata oh ternyata. Bisnis yang dianggap si embah bisnis kekinian yang canggih itu ternyata moneygame. Walaupun si embah cuma paham moneygame itu bisnis yang tak tahan lama, tapi ya jelek lah kalau bisnis begitu. Takut juga si embah.

BTC Panda terbukti lebih yahud

Pulang dari Jakarta, si embah makin berkurang kepercayaan sama D4F. Ingin berhenti tapi duit tak bisa ditarik. Jadi ya biarkan saja. Profit masih lancar. Tak apa-apa sedikit dag dig dug.

Sementara di BTC Panda, si embah makin percaya. Herman Makmur mengajari si embah. “Coba aja pak. Tarik modal sama profitnya. Bisa gak”.

Si embah narik bitcoin dari BTC Panda. Bisa. Untungnya setelah 15 hari 15%, ditambah ada kenaikan harga bitcoin. Anjay. Ini baru bisnis kekinian.

Karena makin percaya, si embah tambah lagi taro bitcoin ke BTC Panda. Dari cuma setengah btc akhirnya sampai beberapa puluh btc dia tanamkan disana.

Kehancuran Dream for Freedom

Beberapa bulan kemudian apa yang dibilang Herman Makmur jadi kenyataan. D4F mulai goyang. Ada rubah-rubah sistem, profit telat, lalu macet.

Orang yang diajak si embah mulai resah. Komplain dan issue-issue mulai bermunculan. “Kok gak ada pencairan lagi?”. “Gimana nih boss? Kapan cair?”. “Dengar-dengar D4F bermasalah? Hallo boss, gimana nih tanggung jawabnya? Katanya OK?”. Lama-lama pertanyaan itu jadi seperti tuntutan untuk tanggung jawab. Lama lama makin nyaring bunyinya.

Tak biasa dicecar masalah uang, si embah gelisah. Bingung juga. Tak disangka bakal jadi begitu. Tak pernah dia usaha mengalami hal serupa. Akhirnya dia ambil keputusan. Dia umumkan di grup Wa, “Silahkan hubungi saya berapa uang kalian yang belum cari. Biar saya bayar dulu. Tapi kalau nanti akhirnya cair, ganti uang saya”.

Pahitnya. Melayang uangnya 300 juta lebih buat ganti kerugian member. ya tak apa-apa. Usaha kebetulan lagi maju. Daripada orang tak percaya dan tak bisa dagang lagi. Keponakannya lebih pahit. Dua milyar digelontorkan untuk ganti uang member. Hilang semua keuntungan dari D4F. Tekor malah iya.

BTC Panda mengambil alih member D4F

Herman Makmur sang pembawa pesan tentu tak mau kehilangan kesempatan untuk mengharumkan nama. “Bener kan pak apa kata saya?”. “Beda dengan BTC Panda, pak. Kita ada usaha, dan terbukti bitcoin naik terus”.

“Bener juga”, pikir si embah.

Herman Makmur tak berhenti disitu. Dia punya rencana besar yang nantinya membawa si embah pada fase kehidupan yang benar-benar cetar membahana.

Bersambung.

2 komentar untuk “Kisah si mbah (2): Business man terjerat skema ponzi”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top