Kisah si mbah: Business man terjerat skema ponzi (1).

Ini cerita tentang jeratan skema ponzi. Tokoh dalam cerita ini saya sebut saja si mbah. Orang nyata. Ada di masyarakat anti ponzi. Tinggalnya di Pangkal Pinang.

Cerita ini dikisahkan sendiri oleh si mbah. Saya hanya hanya rubah narasinya supaya cocok buat orang yang lebih kekinian. Maklum, bahasanya ya bahasa mbah-mbah. Semua yang dituturkan ada buktinya. Bahkan bukti kecil seperti undangan-undangan pertemuan. Apalagi bukti-bukti semacam laporan ke Polisi. Di akhir cerita nanti boleh kita kenalan sama orangnya.

Si mbah itu orang minang. Bukan orang minang KW. Buktinya dia pintar dagang. Usahanya banyak. Dulu pernah punya studio rekaman. Pernah juga jadi bandar batu cincin. Yang paling awet adalah importir barang dari China. Lalu juga bandar gamis. Busniess man. Saya curiga dia juga sebetulnya penyanyi dangdut panggilan. Tapi sampai sekarang belum mau ngaku.

Perkenalan dengan bisnis sesat dream for Freedom

Pada suatu hari yang tak terlalu lampau, seorang keponakan si mbah telpon. Keponakannya ini lulusan sebuah Universitas di Australia. “Om tahu hotel Santika?” , tanya sang keponakan.

“Tahu. Deket itu”, jawab si mbah.

“Coba om datang ke hotel itu nanti sore. Ada seminar disitu. Bagus, om. Gak akan rugi kalau datang. Gratis, pula”

Mbah tak langsung mengiyakan. Tapi sang keponakan menelpon berkali-kali memintanya datang. “Datang saja, om”, kata keponakan. “Lihat dan dengarkan. Nanti habis seminar saya jelaskan lagi”.

Datanglah akhirnya mbah ke seminar. Seminar itu diselenggarakan oleh: Dream for Freedom. Disingkat: D4F.

Pertama melihat saja sudah membuat si mbah takjub. Parkiran hotel penuh. Banyak mobil mewah bersticker: D4F. Di ruang seminar ada ratusan orang sudah hadir, ada dentuman musik, ada panggung yang megah, ada anak-anak muda perlente yang happy dan percaya diri.

Tak disangka, disitu juga banyak kenalan si mbah datang. Dari rekan-rekan sesama pengusaha, orang-orang pemerintah sampai guru-guru.

Acaranya bukan cuma acara pemaparan apa itu D4F, tapi juga testimoni dari banyak orang yang telah sukses di D4F. Testimoninya menyentuh hati. Hampir semuanya kisah perjuangan orang yang tadinya hidup susah, lalu berjuang di D4F dan akhirnya mendapat sukses. pakai acara termehek-mehek pula. Menakjubkan.

Seminar selesai. Di jalan pulang hati mbah bertanya-tanya. Kok bisa bisnis sebagus itu? Dalam kamusnya waktu itu belum ada kata skema ponzi. Si mbah cuma heran kok bisa? Kok bisa? si mbah juga berpikir jangan-jangan jaman sudah terlalu jauh meninggalkan dia. Sampai-sampai tak tau ada cara berbisnis yang lebih canggih.

Dan handphone-nya berdering. Keponakannya menelpon lagi. Sesuai janjinya, akan kasih penjelasan seusai seminar.

Jadi ceritanya, tak lama setelah ponakannya lulus kuliah di Australia, dia ketemu teman masa kecilnyadi Palembang. Dan dia kaget. Temannya sudah sukses luar biasa. Suksesnya bukan cuma di kata-kata. Bukan juga cuma di penampilan. Tapi suksesnya itu sudah jadi bahan berita dimana-mana. Dan temannya itu tak lain adalah Filli Muttaqien. Pendiri dari Dream for Freedom.

Dan yang namanya makhluk seperti Filli Muttaqien, setiap pertemuan tentu ada misinya: Ngajak bergabung.

Mendengar cerita, mengorek berita, sang keponakan pun tertarik. Apalagi dia juga cek langsung bahwa beberapa temannya sudah bergabung dan mendapat banyak keuntungan. Maka ikutlah dia.

Dalam waktu yang tak lama sang ponakan sudah mendapat penghasilan ratusan juta sebulan. Posisinya sudah Manajer Saphire. Mungkin karena ingin omnya merasakan kebahagiaan yang sama, dia ajaknya omnya.

Ikut bisnis sesat dream for freedom

Si mbahpun ikut. Untung besar kenapa ditolak? Buktinya ada. Itu yang testimoni sampe nangis-nangis. Real. Acaranya juga seminar, bukan lagi shooting sinetron, bukan teater, drama atau apalah. Dan yang ngajak juga ponakan sendiri. Dan ponakannya pasti lebih paham masalah bisnis jaman now. Dia lulus kuliah di Australia.

Enaknya punya ponakan yang lulus kuliah di australia, bisa bikinin email. Juga bisa bikinin Facebook. Bisa bantuin daftar di bisnis jaman now seperti Dream for Freedom. Gaptek? tak masalah.

Si embah pun mulai dengan 10 juta. Lalu tambah lagi beberapa puluh juta.

Beberapa waktu berjalan, si embah tau bahwa untuk dapat penghasilan lebih besar, harus ajak orang. Lumayan dapat komisi.

Dan perlu diketahui, si mbah ini rada tenar di Bangka Belitung. Konon katanya karena dulu dia punya Babel Record. Studio rekaman yang sudah banyak mengorbitkan penyanyi lokal Bangka Belitung.

Karena rada-rada tenar itu si embah gampang ngajak orang. Dalam waktu seminggu dia udah jadi Manajer di D4F. Manajer tingkat bawah, tapi ya tetap manager. Mand4f.

Berprestasi, diundang ke BSD

Karena cepat menanjak, si embah di undang ponakan ke acara heboh dream for freedom di BSD. Tiket, hotel semuanya disediakan pnakan.

Si embah datang. Dan dibanding dengan acara BSD, seminar pertama di hotel santika itu seperti ulang tahun anak TK.

Acaranya digelar di Indonesia Convention Exhibition BSD Tanggerang. Kapasitas 10.000 terisi full oleh member Dream for Freedom seluruh Indonesia. Megah, meriah, menggetarkan.

Anak-anak muda manajer papan atas satu persatu turun dari puluhan mobil mewah. Seperti artis. Turun langsung di payungi. Bukan sama tukang ojek payung, tapi sama cewek-cewek cantik.

Seperti biasa, di acara itu ada testimoni dari para pemain sinetrok D4F. ‘Aku tadinya bukan orang apa-apa. Aku gak kulian. D4F sudah menolongku. Mengangkat derajatku’ sambil terisak-isak. ‘Aku hanya ingin membahagiakan ibuku, aku hanya ingin membahagiakan keluargaku’, dan sebagainya.

Tak lupa juga tampil para motivator dadakan. Ada Derick, ada Nomo Ariawan yang kini di Give4Dream, dan tentu juga ada Filli Muttaqien.

Si mbah yang dari Babel seperti mimpi menjadi bagian dari kemegahan itu.

Acara itu tak disia-siakan si mbah dan ponakannya. Mereka foto-foto, kirim ke relasi-relasi yang di Jakarta. Hei, aku jadi bagian kesuksesan ini. Datang yah ke hotel nanti malam.

Dan di Jakarta mbah Acil berhasil mengajak beberapa orang. Termasuk bos besar pemasok akesori dari Mumbay.

Dikucilkan oleh Manajer lain, ikut skema ponzi baru

Si embah sudah banyak member di D4F. Tapi dia bagian dari jaringan D4F Palembang. Manajer yang lain di kota si embah, Pangkal Pinang, tak mau orang Pangkal Pinang masuk jaringan si embah. Maka dia tak diundang dalam acara D4F apapun di Pangkal Pinang, termasuk acara yang bertujuan menambah member baru.

Dikucilkan dari berbagai kegiatan, ditambah sibuknya si embah urus bisnisnya sendiri, si embah jadi tak begitu aktif di D4F. Profit toh terus mengalir.

Suatu hari datanglah orang yang bernama bunda Yenny. Seorang mbah ketemu seorang bunda. Eng ing eng. Apa yang terjadi?

Bersambung: Kisah si embah bagian kedua

1 komentar untuk “Kisah si mbah: Business man terjerat skema ponzi (1).”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top