Febrian membius ustadz untuk mengorbankan jamaah

Ustadz-ustadz sekarang itu beda. Kalau dulu, orang-orangnya sederhana. Kebanyakan guru madrasah. Malamnya ngajar ngaji di musholla. Kalau usaha juga gak neko-neko. Paling tani atau dagang biasa. Yang haram-haram ya anti lah. Jangankan yang haram, yang khilafiyah aja mereka jauhin. Ada yang sampai simpan hasil panen cuma di lemari.

Kalau sekarang ustadz-ustadz main MLM. Bukan MLM biasa pula. Bukan MLM yang sebagian ulama bilang haram sebagian tidak. Tapi MLM sesat yang jual produk dengan iming-iming jadi kaya. MLM yang membutuhkan pertambahan member berlipat ganda. Yang akhirnya bubar dan membernya jadi ngedumel. Itulah yang terjadi MLM Eco Racing. Juga dulu di DBS.

Apa sebab ustadz ikut MLM Eco Racing?

Karena iming-iming bonus dari Febrian Agung.

Febrian Agung itu seorang marketing yang cerdas. Dia bisa menghasilkan ide yang out of the box. Out nya banget, malah.

Eco Racing itu secara kodratnya adalah konsumsi anak-anak motor. Artinya saja balapan ekonomis. Mestilah targetnya yang suka balapan. Paling tidak yang suka ngebut. Ya anak-anak motor itu.

Tapi mengapa Febrian Agung malah menyasar kalangan Ustadz? Apakah ada fenomena baru para santri jadi tukang ngebut? Atau mungkin para santri itu kebanyakan anak motor? Tidak juga. Febrian Agung menyasar kalangan Ustadz karena alasan ini : Ustadz punya jamaah. Yang beken bisa ribuan jumlahnya.

Kenapa Febrian Agung tidak mengajak pentolan anak motor? Bukankah pentolah ini juga punya banyak fans? Ini karena alasan lain. Karena pentolan anak motor itu tak bisa dikibulin. Jangankan pentolannya, anak motor biasa saja susahnya minta ampun dikibulin kalau masalah kapur barus. Yang ada malah tantangan mengerikan. Baca: Anak motor menantang Eco Racing.

Jadi, dengan mengajak para Ustadz main di MLM Eco Racing, Febrian Agung seperti sekali mendayung dua pulau terlampaui. Pertama bisa memanfaatkan para Ustadz untuk mempengaruhi jamaahnya, kedua dia bisa bebas dari kritik-kritik kejam terhadap berbagai kebohongannya (sambil berdoa para Ustadz itu tak terlalu banyak main internet). No Riba, Go Berkah.

Ustadz Azis Sopandi dapat Mercy

Para ustadz itu mengorbankan jamaah

Sekilas, Febrian Agung punya tujuan mulia. Membuat orang jadi berusaha. Bagus. Tapi dibalik itu ada tujuan terselubung yang kejam.

Bisnis Eco Racing membutuhkan pertambahan member baru berlipat ganda. Tanpa pertambahan member baru, member lama tak akan dapat untung. Untung dari mana? Jualan produk? Eco racing produknya tak laku. Di Tokopedia di obral.

Kebutuhan mitra baru berlipat ganda itu akan mentok nantinya. Jenuh. Ada titik dimana member baru makin sedikit dan makin sedikit. Saat itu jamaah para Ustadz itu yang rugi.

Maka bisa dikatakan, para ustadz mengorbankan Jamaahnya untuk merasakan manisnya bonus dari Eco Racing.

Hitung-hitungan yang dapat mobil dan yang jadi korban

Berapa persen yang kaya raya dan berapa persen yang rugi di Eco Racing? Mari kita lihat.

Menurut bocoran, member dari Leader utama Eco Racing, Randu SW itu ada 103 ribu lebih. Kita anggap saja 104 ribu. Kita anggap juga jaringan membentuk binary sempurna (kemungkinan terbaik). Dari jaringan Randu SW ini, ada berapa orangkah yang mendapat bonus mobil sekelas mobilio, mobil mahal dan rumah? Ada berapa orang yang zonk?

Kalau binary sempurna, beginilah komposisi jumlah member disetiap generasi beserta bonus-bonusnya. Didasarkan pada marketing plan dan promo Eco Racing. Misalnya pada bonus prestasi:

Downline membentuk:

  • 100 pasang (200 downline), bonus handphone
  • 200 pasang (400 downline), Asia tour
  • 1500 pasang, umroh
  • dan seterusnya.

Reward mocash (berlaku sampai januari 2020) itu ditentukan dari jumlah pasang dan jumlah repeat order. Tabel dibawah mengsumsikan setiap downline melakukan repeat order 1 kali (yang adalah asumsi ‘bagus banget’, sebab pada faktanya sebagian besar member tidak melakukan RO).

Tabel bonus eco racing
Tabel jumlah mitra dan bonus
Note: Syarat dapat reward mocash mungkin berubah, tapi yang pasti perlu jumlah downline ratusan dan ribuan.

Cecara grafis, jumlah yang mendapatkan rumah, mobil, motor dan zonk:

Grafik mitra yang mendapatkan reward Eco Racing
Grafik mitra yang mendapatkan reward Eco Racing

Tabel dan grafik itu mengerikan sebetulnya. Buat orang awam saja mengerikan, apalagi buat Ustadz.

Hanya 448 Orang dapat City Car, sedang 87 ribuan orang mendapat zonk alias rugi.

Dengan kata lain, kalau seorang ustadz mengajak jamaahnya: :

Setiap 1 ustadz dapat mobilio, akan ada 200 jamaah yang mendapat zonk alias rugi.

Seandainya begini seandainya begitu

Sekarang kita coba jawab kemungkinan sanggahan-sanggahan.

Gak bisa gitu dong. Downline yang dapat zonk itu kan nantinya akan dapat downline juga. Lama-lama dapat mobil juga.

Downline dapat downline yang banyak bisa saja. Tapi akan melahirkan generasi zonk yang baru. Makin banyak banyak yang dapat city car, makin banyak pula yang zonk.

Tapi proses itu akan terus berkelanjutan. Yang sekarang zonk pasti akan dapat pada akhirnya.

Skema yang membutuhkan pertambahan member yang adalah ‘orang’ berlipat ganda pasti akan mentok pada akhirnya. Lihat saja DBS, lihat Paytren.

Jumlah orang terbatas. Jumlah ‘market’ terbatas, Jumlah jamaah terbatas, Jumlah orang yang awam BBM terbatas, Jumlah yang tak paham moneygame terbatas.

Mentoknya memang tidak sekarang. Tapi beberapa waktu kedepan. Dan jumlah yang zonk akan berlipat ganda. Proporsi yang dapat mobil dengan yang zonk kurang lebih sama.

Lalu ada Ustadz yang dengan polosnya bilang:

Tapi Ana belum punya banyak downline udah dikasih mobil. Ana langsung jadi ‘star leader’. Cuma disuruh tambah downline yang banyak, sih.

Ya apalagi. Berarti downline ente zonk semua. Gak ada yang balik modal dan dapat motor.

Tapi bisnis kan biasa ada yang untung ada yang rugi?

Bisnis memang tak selalu untung. Tapi bisnis yang 80% lebih pelakunya pasti rugi namanya bisnis bodong.

Tapi hitungan diatas kan kalau sempurna?

Binary sempurna saja banyak yang rugi apalagi kalau banyak yang bolong di kiri kanan. Lebih banyak lagi yang rugi pada saat nanti mentok.

Tapi jumlah member di atas kan cuma perkiraan? Dan sekarang belum mentok?

Mau jumlah membernya berapapun dan mentoknya kapanpun, proporsi yang dapat mobil dan yang zonk akan kurang lebih sama.

Siapa yang paling untung?

Yang paling untung adalah Febrian Agung. Produk kaleng-kalengnya dibeli oleh para jamaah jutaan rupiah untuk paling tidak jadi mitra basic.

Sementara Ustadz harus dicopot gelar Ustadznya karena terlibat bisnis sesat yang mengorbankan banyak jamaah untuk dapet mobil. Kecuali dia belum paham. Dan mudah-mudahan sekarang paham.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top