Solusi Balad Lumampah, money game niat ibadah

 

Berbagai penyamaran money game

Money game itu selalu ada dua aliran dana:

  • Pembayaran pendaftaran member dan
  • pendapatan member yang bersumber dari pendaftar selanjutnya.

Ada bermacam cara penyelenggara money game mengistilahkan dan menyamarkan pembayaran pendaftaran serta pendapatan member. Misalnya:

Pada pandawa group, cipaganti, koperasi langit biru, Pembayaran pendaftaran disebut berinvestasi. Pendapatan membernya disebut profit. tentu profit tersebut beraal dari ‘investasi’ member lebih baru.

Pada azaria, pembayaran pendaftaran disebut membeli produk. Produknya sebetulnya sudah di mark-up. Selisih harga yang tinggi itulah biaya pendaftarannya. Pendapatan member disebut sebagai komisi penjualan, padahal tak lain dan tak bukan sumbernya adalah selisih harga yang tinggi tadi yang dibayar oleh member baru, mengalir ke member lebih lama.

Pada paytren dan wandermind, pembayaran pendaftaran disebut membeli lisensi kemitraan atau keagenan. Pendapatan member disebut dengan komisi sponsor.

Bagaimana dengan Solusi Balad Lumampah?

Solusi Balad Lumampah sangat mirip dengan Arminareka Putra:

Biaya pendaftaran disebut sebagai DP kemitraan untuk umroh. Pendapatan member disebut sebagai ujrah riayah. Paket kemitraan ini dijual dengan harga mulai 1 juta rupiah. Bila sudah menjadi mitra, selanjutnya memperoleh pendapatan yang disebut ujrah iarah setiap berhasil mengajak orang untuk membayar DP umroh. besar ujrah iarah adalah sebesar 400.000 rupiah, yang tak lain dan tak bukan dari pembayar DP yang baru.

Sekilas Solusi Balad Lumampah seperti menjual paket umroh biasa. Tapi bila sedikit saja lebih teliti, skema tersebut adalah money game semata. Hilangkan saja kata-kata umroh dan DP umroh. Yang kita lihat adalah biaya pendaftaran dan komisi yang sumbernya dari pendaftar baru. Plek money game. Karena untuk disebut money game: ada biaya pendaftaran, dan komisi dari pendaftaran baru. Kita bisa ikut money game disitu tanpa berniat untuk umroh.

Pemimpin-pemimpin kita dimana?

Money game berkedok umroh ini sudah banyak terjadi. Dari first travel, Arminareka Putra, sekarang Solusi Balad Lumampah dan ada banyak lainnya yang muncul di berbagai daerah. Korban pasti akan ada. Yaitu pendaftar terakhir sebelum money game itu runtuh. Dan pasti akan runtuh. Mengapa? karena money game selalu membutuhkan pendaftar baru berlipat-lipat dari dari pendaftar sebelumnya. Pada akhirnya: mentok, bubar.

Sudah jelas akan muncul korban yang terperdaya. Entah itu kelas recehan sebesar 350.000 seperti di paytren paket basic, atau 1 jt seperti di Solusi Balad Lumampah paket basic, atau bisa belasan juta bila korban memilih paket yang lebih tinggi. Mengapa pemimpin kita membiarkan?

Disamping masalah uang, yang lebih mengerikan dari money game umroh dan money game paytren adalah dampak pada pikiran orang banyak. Hei-hei, Ustadz-ustadz boleh kok main money game. Yuk kita bikin baru. Ternyata tidak apa-apa berprinsip manusia memangsa manusa. Kemana Kementerian Agama? Kemana MUI? Kemana Kementerian perdagangan?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top